ALMANAK
Starting from an interest in speculations and future telling, Natasha Tontey started collecting prophecies in late 2015. In the past year and a half, she met with mediums, shamans, paranormals, psychics and fortune tellers, slowly building “an archive of the future”.
01
Apotik Sputnik
02
Stills from the video.
03
Poster installation in front of Cemeti Institute – For Art and Society Building
04
Manifesto Reader
05
Almanak, exhibition view – screening room
06
Almanak, exhibition view – three channel monitors installation
ENGLISH
Starting from an interest in speculations and future telling, Natasha Tontey started collecting prophecies in late 2015. In the past year and a half, she met with mediums, shamans, paranormals, psychics and fortune tellers, slowly building “an archive of the future”. However, it turned out that all the prophecies she collected still heavily relied on existing social norms and power structures, from the prediction of become someone’s wife to bearing children before turning thirty, to stereotyping behaviours to characterising one’s personality based on appearance. The question that arises is whether it is possible to undo the strings of the present and past that holds our future speculations? And what does an alternative future mean to you?
Using a pseudo science-fiction narrative and taking inspiration from xenofeminism, Natasha Tontey developed a new video work exploring the possibility of alternative and speculative futures through a plausible cosmic solution, crossing the borderline between what is real and what is not, drawing together past, present and future. Its plot involving some kind of inscrutable time paradox, a glitchy digital animation, a lost Indonesian space age characterized by the Semarang building Apotek Sputnik, and a giant, immortal cockroach. Natasha Tontey has furthermore written a manifesto entitled The Manifesto of Tactile and Fanciful Tactics on how to build a Speculative Future through 1.0 list of an alternative and plausible cosmic solution.
BAHASA INDONESIA
Proyek ini bermula dari minat spekulasi dan penceritaan di masa depan. Pada akhir 2015 Natasha Tontey mulai mengumpulkan berbagai macam ramalan. Selama satu setengah tahun lebih, dia menemui perantara, dukun, paranormal dan peramal, untuk membangun “arsip masa depan”. Namun, seluruh ramalan yang dikumpulkan masih sangat bergantung pada norma sosial dan struktur kuasa yang ada. Mulai dari prediksi menjadi istri seseorang untuk melahirkan anak sebelum usia tiga puluh tahun, hingga perilaku stereotip serta mencirikan kepribadian seseorang berdasarkan penampilannya. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah ada kemungkinan untuk membatalkan untaian masa kini dan masa lalu yang menyimpan spekulasi masa depan kita? Dan apakah makna masa depan alternatif bagi Anda?
Menggunakan narasi fiksi ilmiah semu dan mengambil inspirasi dari gagasan xenofeminisme, Natasha Tontey mengembangkan sebuah karya video baru yang mengeksplorasi kemungkinan masa depan alternatif dan spekulatif melalui solusi kosmik yang masuk akal, melintasi batas antara apa yang nyata dan apa yang tidak, merajut bersama masa lalu, sekarang dan masa depan. Plotnya melibatkan semacam paradoks waktu yang tidak dapat dipahami, animasi digital yang gaduh, masa angkasa Indonesia yang hilang yang dicirikan oleh bangunan Apotek Sputnik di Semarang, dan seekor kecoa raksasa yang abadi. Natasha Tontey juga telah menulis sebuah manifesto bertajuk Manifesto Persekongkolan Jagad Raya yang Tidak Realistis Tentang bagaimana membangun sebuah Spekulasi Masa Depan melalui daftar 1.0 solusi kosmik alternatif dan mungkin sedikit masuk akal.